TEMPO.CO, Jakarta - Lewat telepon seluler, Direktur Direktur Informasi Publik TKN Jokowi - Ma'ruf, Arya Sinulingga bisa dengan leluasa memantau pergerakan tanda pagar alias tagar yang digunakan oleh kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Twitter. Menurut Arya, hasil pemantauan di media sosial tersebut menjadi salah satu bahan untuk merancang konten dan tagar tandingan.
Baca: Mengintip Tujuh Markas Tim Pemenangan Jokowi - Ma'ruf di Menteng
Rabu pekan lalu, misalnya, ketika itu kubu Prabowo - Sandiaga menggoreng tagar 2019 Ganti Presiden. Arya pun meminta tim untuk melawan tagar itu. "Kami menginstruksikan tagar tandingan yaitu #01JokowiLagi," kata Arya kepada tim Majalah Tempo, Rabu pekan lalu.
Pergerakan tanda pagar atau tagar yang dipopulerkan pendukung Prabowo - Sandiaga itu dipantau Arya melalui radaro7.com, sebuah aplikasi yang dikembangkan TKN Jokowi - Ma'ruf Amin.
Perang udara atau pertarungan di media sosial memang menjadi laga tersendiri bagi kedua kubu dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019. Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf, Maman Imanulhaq menyebut, 'perang udara' tak kalah sengit dari 'perang darat'.
Maman menilai, eskalasi politik yang terjadi beberapa bulan terakhir semakin meningkat. Akibatnya, masyarakat mulai terpancing dalam debat-debat yang panas.
Kasus teranyar, pembunuhan akibat beda pilihan capres (berawal dari status Facebook) yang terjadi di Sampang, membuat tim-nya prihatin dan semakin gencar mengawasi sosial media serta melancarkan berbagai strategi 'Perang Udara'.
"Kami melakukan pengarahan kepada seluruh relawan untuk tidak mengeluarkan pernyataan provokatif hoax dan fitnah, demi meminimalisir keretakan sosial atau pun konflik horisontal di medsos," kata Maman saat ditemui Tempo Selasa, 27 November 2018.
Simak: Pakar: Influencer Medsos Jokowi Malas, Tim Prabowo Kian Militan
Maman dan relawan juga mengaku langsung turun ke daerah-daerah, terutama daerah yang ditemukan 'sangat keras' di media sosial. "Kami sudah turun ke Cianjur, Kebumen, dan ke beberapa titik jika ada akun-akun yang kami anggap berbahaya," kata dia.
Simak kelanjutannya: Bagaimana akun tentara siber Jokowi - Ma'ruf bergerak.